Selasa, 23 Juli 2013

Bidan, Lain Doeloe Lain Sekarang


Profesi bidan beberapa tahun silam adalah profesi yangmenjadi primadona dunia karir bagi perempuan. Alasannya, bidan masih sedikit, sementara banyak daerah-daerah terutama daerah terpencil yang sama sekali belum terjamah akses kesehatan. Setiap tahun, tidak pernah terjeda sedikitpun, pasti pemerintah mengalokasikan beberap tempat untuk CPNS bidan, bahkan bidan dengan pendidikan D1 pun diangkat serta merta menjadi CPNS. Semua itu untuk kesejahteraan dan kesehatan masyarakat kecil.

Seiring bertambah tahun, jaringan informasi dan kemajuan zaman semakin pesat pertumbuhannya. Karena banyak permintaan profesi bidan, maka beberapa orang pun mulai memanfaatkan ini sebagai bisnis. Dahulu, sekolah bidan hanyalah sekolah milik pemerintah dan segelintir akademi kebidanan milik swasta. Namun mulai tahun 2009an akademi kebidanan (akbid) muncul secara sporadis di seluruh Indonesia, terutama pulau Jawa, di 1 kabupaten tempat saya saja ada sekitar 4 akbid swasta dan 1 lagi milik pemerintah. Satu akbid meluluskan minimal 80 mahasiswi setiap tahunnya, jika dijumlah 1 kabupaten berarti ada 400an bidan yang lulus setip tahunnya?? Luarrr biasaa.. Di satu sisi, ini merupakan kabar gembira bagi dunia kesehatan karena meningkatnya jumlah tenaga kesehatan khususnya bidan, di sisi lain dengan lulusan sebanyak itu dimana letak pertanggungjawaban dari segi sumber daya manusianya?? Terlalu menjamurnyaa akbid swasta di indonesia itu sungguh menurut saya berlebihan, entah ada motif apa dibaliknya, dan siapa yang berkepentingan saya kurang paham.

Sekarang, mencari pekerjaan dengan ijazah d3 kebidanan sangat susah tidak seperti beberapa tahun silam. Sebenarnya lowongan pekerjaan masih ada, hanya tidak melimpah. Dan inipun sekarang menjadi bisnis yang menggiurkan. Mau kerja? Harus punya modal dong buat uang masuk, harus punya orang dalem dong biar lancar, harus ini harus itu dengan cara yang curang tentunya. Ini tentu menyulitkan bagi pencari kerja seperti saya yang modalnya hanya dengkul, bahkan dengan IPK bagus pun sama sekali tidak menjamin.

Mungkin jika tenaga terdidik ini diekspor, hasilnya akan lain lagi. Setidaknya negara kita tidak hanya dikenal dengan peng ekspor TKI sebagai pembantu atau buruh, namun juga bisa mengirimkan tenaga medis yang terampil dan kompeten. Namun kenyataanya yang terjadi adalah, pendidikan bidan di Indonesia tidak diakui di tingkat Internasional??? Okee pupus sudah harapan para bidan untuk go International.

Jalan lain lagi dengan meningkatkan segi pendidikan, mungkin dengan meningkatkan degree dari d3 ke d4 dapat membuktikan bahwa SDM bidan sekarang tidak lemah, tidak lama hanya 1 tahun pendidikan. Toh dengan d4 kita juga bisa mengajar di akbid seperti dosen dosen kita dulu, barangkali itu bisa jadi pekerjaan tetap juga. Namun wacana yang beredar ternyata menyatakan bahwa d4 sudah tidak bisa digunakan untuk mengajar, minimal S2.. Okee, mungkin setelah d4 nanti saya bisa melanjutkan S2 agar bisa mengajar. Tunggu, S2 pun sekarang tidak boleh dari d4, harus dari s1.. Ya tuhaaan, s1 kebidanan hanya ada 1 di Indonesia, di unair Surabaya dan hrus ditempuh 2,5 tahun dengan biaya yang tidak sedikiit.. lalu kenapa d4 kebidanan masih dibuka di universitas2 negri milik pemerintah? Untuk apa diselenggarakan jika mata rantainya diputus seperti ini? Sebenarnya siapa yang membuat aturan-aturan ini? Dan siapa pula yang bertanggung jawab??

10 komentar:

  1. ya mbak,aq juga ngerasain yang sama mbak... malah sekarang mau ngelanjut ke s 1 unair tu akreditasi kampus kita harus minimal sama dengan akreditasi yang s 1 kebidananan di unair yaitu A
    kmpus qu akreditasi nya B dan di daerah qu akbid masih sdkit yang akreditasi nya A
    aq jadi stres mau ngelanjut kuliah gak tau dimana...
    malahan d 4 skrg yang negri aq dengar jga uda dibuka dari jalur SMA..

    BalasHapus
  2. iya, di Indonesia cuma ada 18 perguruan tinggi yang akreditasi BAN PT nya A mbak.. Akbidnya di daerah mana? Sekarang akhirnya aku lanjut D4 di UNS insha Allah tahun ini selesai. Tetap semangatt ya mbak! :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. aq di sumatra mbak, orang tua nganjurin ambil di sumatra aja d 4 nya klo gk jdi ke sbya.
      tpi aq ada kepikiran mw lanjut fkm n ntar ambil bagian kespro nya mbk, krn cri kerja di daerah qu untk bidan susah mbak n bnyak teman qu jga pada nganggur akhirnya...
      mnrt mbak klo aq ambil fkm tu prospek kedepan nya gmn ya mbk?
      aq bingung.....

      Hapus
  3. iyaa mbk memang masih membingungkan, masalah pendidikan bidan banyak wacana yg muncul tp sosialisasinya kurang. Memang beberapa waktu lalu ada kabar d4 mau ditutup, d4 gk bisa melanjutkan ke S2, tapi sampai sekarang d4 masih banyak yg buka dan kalo mau melanjutkn S2 pun masih diterima, baik itu yang linier kebidanan maupun yang bukan sprti IKM, KK, Hukum Kesehatan, dll. Menurut sy kalo gk bs S1 kebidanan ya D4 nya aja mbk, trs langsung lnjut S2. soalnya, penerimaan cpns pun nyarinya kalo gak D3 ya D4 kebidanan, kecuali untuk daerah surabaya dan sekitarnya rekrutmennya untuk S1 kebidanan. jadi menurut saya D4 ya masih jadi pilihan yang cukup baik seandainya S1 kebidanannya gk bisa dapet mbk, apalagi cuma 1 tahun. klo SKM sy malah jarang lihat formasi cpns nya, itu biasanya jurusan yang byk diminati pegawai2 negeri yang ingin meningkatkan jabatan strukturalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya lulusan SKM murni tanpa diploma. skrg saya kerja apa.??? Sopir bus. wkwkwkwkw. Tp gpp penghasilan per bulan minimal 6 juta. Alhamdulillah. Penak nyopir wae gaji PNS lho cm 3-4 juta

      Hapus
  4. mbak saya minta saran mbak, saya lulus bidan tahun ini, domisili saya di jogja. Saya merasakan susahnya mencari pekerjaan di dunia kebidanan + jumlah lulusan bidan sangaaat banyak sekali. Saya punya rencana untuk mencoba bisnis dan keluar dari zona kebidanan, menurut mbak bagaimana?

    BalasHapus
  5. Saat dunia kerja makin sesak dengan ratusan ribu bidan baru lulus.

    Saat kebijakan pemerintah seringkali tidak sesuai dengan harapan bidan.

    Saat tuntutan hidup semakin berat, tidak sebanding dengan penghasilan bulanan Anda.

    Saat itulah waktu yg tepat untuk Anda mengubah sudut pandang.

    Lihatlah di luar sana, ada bidan muda yg memiliki penghasilan 30 juta sebulan tanpa perlu keluar rumah melamar kerja dan meninggalkan keluarganya. Awalnya karena beliau menerapkan ilmu yg didapat dari website www.abelmedika.com

    Berhenti mengeluh dan Mulailah BERTINDAK!



    BalasHapus
  6. Saat dunia kerja makin sesak dengan ratusan ribu bidan baru lulus.

    Saat kebijakan pemerintah seringkali tidak sesuai dengan harapan bidan.

    Saat tuntutan hidup semakin berat, tidak sebanding dengan penghasilan bulanan Anda.

    Saat itulah waktu yg tepat untuk Anda mengubah sudut pandang.

    Lihatlah di luar sana, ada bidan muda yg memiliki penghasilan 30 juta sebulan tanpa perlu keluar rumah melamar kerja dan meninggalkan keluarganya. Awalnya karena beliau menerapkan ilmu yg didapat dari website www.abelmedika.com

    Berhenti mengeluh dan Mulailah BERTINDAK!



    BalasHapus
  7. Tak ada korelasinya rezeki dgn ijazah.. Klo memang rezeki... Ada d lubang semutpun pasti didapat jg tanpa kesulitan... Mengeluh itu cm menambah beban fikiran yg sebenarnya adalah menjalani hidup ini sesuai jalan yg sudah dtentukan Allah

    BalasHapus
  8. Asslamualikum wr, wb
    Aku kuliah ngambil jur D3 bidan gk tau besok cepat atau gk dpt kerja yg pasti kuliah dulu

    BalasHapus